Rabu, 24 Oktober 2012

goresan pena



CINTA LHEYA

Terik matahari disiang ini membuat Lheya harus mandi dengan keringatnya sendiri. Aktivitas yang ia lakukan membuatnya merasa lelah. Keseriusannya yang bekerja sebagai seorang penjual bunga, mengantar bunga bila ada yang memesan  dan meminta untuk langsung diantarkan.
Dengan kesibukannya siang ini, ia mempercantik hiasan bunga – bunga, mulai dari yang didalam bungkusan plastik, dan juga yang tertanam didalam pas bunga. Sedang asyik menata bunga tiba – tiba terdengar bunyi dering suara telepon.
“kring…kring…kring…”
“Halo…selamat siang” jawab Lheya dalam telepon
“Siang..” terdengar orang menyahut dari dalam gagang telepon
“Dengan  siapa, dan ada yang bisa saya bantu ?” Lheya menyapa dengan ramah
“Saya ingin memesan lima tangkai mawar merah, dan tolong langsung diantar ke alamat ini Jalan Raya Ranggunan No. 428 oke !” pinta si pembeli yang belum menyebutkan namanya.
“Baiklah, tapiii….kalo boleh saya tahu atas nama siapa ya ?”
“Sebutkan saja from Ferdi, buat Elisa terkasih” jawab si pembeli dengan malu – malu  sambil tersenyum kecil saat Lheya menanyakan hal itu.
“Oke…terimakasih sudah membeli bunga di toko kami, untuk pembayaran bisa langsung diantar atau transfer melalui rekening saya 556725140 BCA atas nama Lheya, terimakasih..” Lheya mengakhiri teleponnya.
Selesai menerima order, Lheya langsung menyiapkan lima tangkai mawar merah yang telah dipesan tadi. Karena ini buat  orang yang tercinta lalu Lheya mengemasnya dengan special. Rapi, wangi, dan indah karena akan dipersembahkan untuk seseorang yang terindah pula, 10 menit selesai. Lheya langsung pergi mengantarkan lima tangkai mawar merah ke alamat tujuan.
30 menit berlalu akhirnya Lheya pun sampai kerumah yang disebutkan dalam telepon tadi, rumah yang begitu mewah, nuansa elit, halaman rumah yang tertata  rapi dan bersih penuh kenyamanan memandangnya. Lheya pun langsung terhenyak dan cepat – cepat bangun melihat kemewahan rumah itu.
“Astaga, kenapa aku malah bengong bukannya tujuanku disini untuk mengantar lima tangkai mawar ini. kenapa aku malah bengong” keluhnya menggurutu sendiri. Tanpa pikir panjang Lheya pun langsung mendekati pintu rumah mewah itu. lalu Lheya mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Tak berapa lama terlihat orang membuka pintu dari dalam  rumah.
“Hemmm siapa yah.?” Tanya seorang cewek cantik, putih bersih dan langsing penuh tanda tanya karna tiba – tiba ada seorang mengantarkan bunga mawar merah.
“Ohh ini mbak ada titipan bunga dari seseorang”
“Dari siapa yah mbak ?” tanya cewek cantik itu kembali
“Hmmmm disitu ada namanya mbak, di liat aja.” Jawab Lheya sembil tersenyum kecil
“Terimakasih mbak..” cewek cantik itu tersenyum ramah  karna bahagia mendapat kiriman bunga yang ia tahu itu dari Ferdi kekasihnya.
Lalu Lheya pun pergi meninggalkan rumah mewah itu karena pekerjaannya sudah selesai. Lheya pun kembali ke toko bunganya takut para pelanggan sudah banyak menunggu. Karena kabetulan Lheya membuka usaha toko bunga itu seorang diri setelah ibunya meninggal dunia. Lheya anak tunggal tidak punya saudara lain, kedua orang tuanya semua sudah meninggal semenjak dia duduk di bangku SMA. Pahit memang rasanya ditinggal kedua orang tua seorang diri, manafkahi hidup untuk diri sendiri, demi untuk terus bertahan hidup. Namun, Lheya anak yang rajin, dia dilatih kedua orang tuanya dari kecil untuk tidak menjadi anak yang manja dan bermalas – malasan, apalagi untuk seorang  perempuan. Tidak kaget lagi bagi Lheya menjalani semua  ini seorang diri, yaa walaupun dulu  Lheya mempunyai seorang yang sangat berarti dalam hidupnya, penyemangat hidupnya setelah orang tuanya meninggalkannya seorang diri di dunia yang kejam ini,
Namun, semenjak mereka lulus SMA sahabat yang begitu berarti baginya meninggalkannya dengan melanjutkan study ke Singapore. Mereka begitu dekat, layaknya pasangan kekasaih yang tak kesampaian cintanya. Yaa…karena belum sempat cinta itu terungkapkan mereka sudah terpisah dengan alasan si dia ingin melanjutkan study ke Singapore dengan tiba – tiba tanpa memberitahu Lheya  terlebih dahulu,
Lheya cukup kehilangan, karena sahabatnya itu pergi dengan cara yang misterius, membuatnya bingung harus menghubunginya kemana. Terakhir bertemu saat kelulusan siswa siswa anak kelas 3 SMA Tunas Bangsa.
“Ehh yak, lulus ini kamu mau ngelanjutin kuliah dimana ?” tanya Ferdi sahabatnya itu
“Kamu ngaco deh, mana mungkin aku bisa kuliyah, untuk makan sehari – hari aja aku susah, apa lagi kuliyah, aku kan gak kayak kamu anak orang kaya, lah kalo aku duit dari mana atuhh,,,,” gurau Lheya sama sahabatnya itu
“Hehehe,,,bukannya gitu, kamu kan anaknya pinter, cerdas, rajin, lalu tidak sombong , rajin menabung dan bersedekah “ Lheya langsung memotong setengah omongan Ferdi, mereka pun tertawa terbahak – bahak. Yah begitulah mereka, persahabatan mereka tidak ada yang bisa memisahkan walaupun Ferdi anak orang kaya tapi Ferdi tidak memandang siapa Lheya dimatanya, karena dimatanya Lheya anak yang baik, rajin, dan sopan. Itu sebabnya Ferdi merasa nyaman berada didekatnya.
3 tahun bersama, banyak hal yang telah mereka  lewati, balajar bersama, pulang bersama, tak heran bila mereka dijuluki Romeo dan Juliet. Mereka memang terlihat seperti pasangan kekasih, namun mereka hanya bersahabat. Mungkin ucapan mereka hanya sahabat, hati mereka berdua siapa yang tahu.
Lheya hanya menggambarkan sosok Ferdi dalam diary nya, ia tulis semua tentang Ferdi dalam buku diary nya, dan ternyata dalam diamnya selama ini dia juga mengagumi sosok sahabatnya itu, yang ia sendiri tidak tahu apa hanya sebatas kagum atau mempunyya perasaan lebih. Tanpa sengaja Ferdi membaca diary Lheya saat Ferdi kerumah Lheya untuk belajar bersama. Namun, Lheya tidak mengetahui itu semua. Ternyata Ferdi pun memiliki rasa yang sama namun tak berani untuk mengungkapkan, mungkin malu, takut, atau apalah yang ada dikepalanya.
Singkat cerita menjelang kepergian Ferdi yang hendak kuliyah di Singapore, dia bingung mau member tahu Lheya bagaimana, sedangkan waktu keberangkatan tinggal 1 jam lagi. Kalau dia pergi kerumah Lheya tentunya ia akan ditinggal pesawat, tak ada pilihan lain dengan rasa penyesalannya karena tidak bisa memberitahu Lheya  sebelumnya. Ferdi pun akhinya berangkat dengan pesawat yang ditumpanginya.
Lheya merasa bingung kemana perginya Ferdi kok tidak ada kabarnya sama sekali, Lheya mencoba kerumahnya dan mencari tahu ternyata Ferdi sudah pergi ke Singapore tanpa memberitahunya. Lheya pun menangis tanpa henti, dipikirannya kenapa Ferdi sejahat itu meninggalkannya.
4 tahun berlalu, Lheya pun sudah bisa melupakan Ferdi, sudah bisa tanpa Ferdi, dan sudah terbiasa tanpa Ferdi. Dan 4 tahun sudah Lheya membuka usaha toko bunga untuk menafkahi hidupnya sendiri. Selama 4 tahun itu pula  dia tidak pernah terlihat  berjalan dengan seprang pria. Padahal Lheya gadis yang cantik, mungkin dia tetap setia menunggu seseorang yang ia sendiri yakin seseorang itu akan datang.
Toko bunga Lheya banyak sekali langganan, suatu ketika tanpa ia duga. Ia kedatangan seorang pelanggan yang biasanya hanya memesan bunga lewat telpon.
“Siang mbak ?” orang itu menyapa Lheya
“Siang mas , ada yang bisa saya bantu ?” jawab Lheya dengan ramah tanpa ia mengenali siapa orang itu.
“Saya ingin membeli 1 tangkai mawar merah yang special”
“Wahh wah pasti buat yang special juga ya mas…” ledek Lheya sambil tersenyum kecil
Mereka pun berbincang – bincang seakan ingin mengakrabi antara pelanggan.
“Kelihatannya toko ini banyak sekali pembelinya, banyak pelanggan ya mbak ?” tanya seorang Ferdi setelah mereka berkenalan. Awalnya Lheya sempat kaget namanya sama seperti sahabatnya yang telah meninggalkkannya, wajah nya pun sedikit hampir mirip. Tapi, Lheya menghela dalam hati, tidak mungkin ini Ferdi, jika memang dia kenapa kami tidak saling meneganli, mungkin hanya kebetulan mirip dan namanya sama.
“Ya beginilah mas, Alhamdulillah toko bunga saya setiap harinya memang ramai seperti ini”
“Sudah berapa lama mbak membuka usaha ini, ?” tanya Ferdi seakan ingin tahu
“Sekitar 4 tahun yang lalu” jawab Lheya santai
“4 tahun yang lalu, oh ya nama mbak siapa, biar kita bisa kenal dan saya terus menjadi pelanggan di toko bunga ini”
“Nama saya Lheya”
“Apa ?? Lheya “ Ferdi seakan tersambar petir mendengar nama itu
“Iya saya Lheya, loh kenapa ? kok kaget gitu denger nama saya. Biasa aja kali mas, saya kan bukan artis , hehehe “ ledek Lheya dengan senyuman yang tak lagi asing bagi Ferdi
“Dulu kamu SMA nya dimana ?”
“SMA Tunas Bangsa, emang kenapa sih ? kok malah jadi mengintrogasi saya ?”
Spontan Ferdi langsung memeluk Lheya
“Oohhh Lheya kuu”
Dalam diamnya Lheya mengerti dan paham bahwa yang sedang memeluknya adalah sahabatnya yang telah pergi meninggalkannya 4 tahun yang lalu.
“Kamuuuu Ferdi” tanya Lheya terbata
“Iya Lheya ni aku Ferdi, masih ingatkah ? maafkan aku Lheya yang dulu meninggalkan mu tanpa pamit, tak pernah menghubungi mu, bahkan saat aku ketemu sekarang aku tak mangenalimu langsung” Ferdi mencium tangan Lheya dan menangis penuh haru dengan pertemuan mereka yang tidak disengaja.
Lheya pun memahami dan mengerti arti dari pelukan itu, pelukan penuh kerinduan, Lheya pun tak ingin melepaskan dan ia sama halnya dengan Ferdi sama – sama merasakan kerinduan yang mendalam.
Tanpa disadari dan penuh kebetulan, tiba – tiba “beibh..” terdengar suara perempuan memanggil, pelukan mereka spontan terlepas. Ferdi pun kaget karena yang memanggil itu kekasihnya Elisa.
“Sayangg “ Ferdi menyapa dengan salah tingkah
“Dia siapa ? kok kalian terlihat begitu mesra dan sangat akrab. Ada hubungan apa kalian, atau jangan – jangan kamu selingkuh di belakang aku beibh ?” tanya Elisa penuh tanya dan kesal
“Tolong jelasin sama aku, siapa dia. ?” Elisa mulai terpancing emosinya karena Ferdi lama sekali menjelaskan.
“Emmmhhmm mbak…”
“Sayang, Ferdi memotong omongan Lheya dengan tiba – tiba. Dia Lheya, sahabat ku dulu waktu SMA,” Ferdi mencoba menjelaskan secara singkat
“Kamu gak pernah bilang beibh sama aku, kalo kamu punya temen deket cewek”
“Iya sorry honey “ jawab Ferdi
“Lheya ini sahabat sejati ku, susah senang sudah kami lewati bersama, telah banyak yang kami rasakan dan lalui, aku merasa bersalah karena aku dulu pergi ke Singapore tanpa memberitahunya, aku menyesal, aku sedih, meninggalkan sahabat ku dengan cara yang misterius tanpa jejak. Dan disini tanpa sengaja Tuhan mempertemukan sahabat yang lama aku rindukan.” Ferdi menjelaskan dengan Elisa, agar Elisa tidak salah paham, namun dalam pandangan Elisa penuh tanda curiga, sebegitunya Ferdi sama teman SMA nya ini. Namun, Lheya tak mau mencari masalah dengan curiga yang belum tentu pasti.
“Oohh begitu, hai Lheya, senang berkenalan dengan mu”
“Kayaknya kita sudah pernah ketemu deh, tapi dimana yaaa…” ya memang Lheya pernah mengantarkan bunga kepada Elisa dari Ferdi
Setelah pertemuan itu, Lheya memang bahagia. Namun Lheya menyadari bahwa sahabat yang ia sayanagi dan ia cintai selama ini bahkan yang ia tunggu selama ini sudah memiliki seorang kekasih. Dan tentunya Lheya tak mungkin merebut Ferdi dari Elisa. Bagi Lheya kebahagiaan Ferdi adalah kebahaggiaan dia juga. Ketau Ferdi kembali itu sudah lebih dari cukup. Ia percaya cinta tak harus memiliki dan jodoh sudah ada yang mengatur, dan jodohnya mungkin bukan Ferdi sahabatnya.
****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar